[Fast-Track] Free Class

|| Title : Free Class ||  Scriptwriter : dhiloo98 ||

|| Main Cast :  [BTS] Jeon Jungkook, [Chocolat] Melanie ||  Genre : School Life!AU, Fluff||

|| Duration : Ficlet|| Rating : Teen ||

||  Soundsoul : [EXO’s Chen ft f(krystal)] When I Was, When You Were ||

Summary :

 

ㅡSure, its love.

 

.

 

Melanie bermenung di kursinya. Sore yang berawan dengan kilat kegiatan kelas yang agaknya menjemukan membayangi harinya kini. Si gadis menggerakkan maniknya, menemukan Jungkook tengah menduduki meja di hadapan dengan wajah penuh tanda tanya.

 

 

“Bosan?”

 

Melanie mengangguk saja ketika pemuda itu mengajukan pertanyaan. Ia mengeluarkan sebuah novel dari dalam tas, tapi tak cukup waktu untuk memindai pembukanya lantaran Jungkook sudah lebih dulu memagut fokusnya.

 

 

“Aku punya permainan,”

 

“Apa itu?”

 

Si pemuda nampak berpikir, sekaligus memicu rasa ingin tahu temannya. “Tebakkan.”

 

Oh, ya. Menebak sesuatu tidak terlalu sulit, namun jujur saja itu bukan kemampuan seorang Melanie. Gadis bersurai cokelat gelap itu biasanya menghabiskan waktu untuk memecahkan suatu permasalahan, atau mendapatkan hasil dari hitungan eksakta. Ia juga tahu bahwa Jungkook lah yang sebenarnya mahir.

 

 

“Mengapa harus menebak jikalau aku saja sudah terlalu mampu untuk mengidentifikasinya?”

 

“Karena, ini bukan kemahiranmu, Melanie.”

 

Jawaban itu rasanya cukup simple, tapi tidak cukup memuaskan pertanyaan si gadis. Lanie berhenti mengacuhkan Jungkook, memilih menelusuri ratusan aksara di dalam novel yang sedari tadi ia pegang. Agaknya seorang gadis sepertinya sudah terlalu tahu tentang Jeon Jungkookㅡtermasuk segala jenis pertanyaan dan ajuannya yang tidak sekalipun berujung benar. Bersama dengan pemuda itu semenjak masih menduduki bangku sekolah dasar memang kadang merepotkannya, namun tidak menutup kemungkinan bahwa eksistensi Jungkook membuatnya merasa lebih hidup. Mereka berada dalam komplek yang sama, sih.

 

“Apa yang ada di dalam pikiranku sekarang?”

 

Melanie tidak menghentikan bacaannya, malah terus mendiamkan Jungkook yang kini bergerak tidak nyaman di atas meja belajar si gadis. Kelas yang teramat ramai membuatnya lebih tertarik menggoda gadis itu, atau lebih tepatnya, menghabiskan waktu bersamanya. Well, itu menyenangkan.

 

“Tidak tahu.”

 

“Mengapa kau lebih tertarik pada buku itu dibandingkan dengan pertanyaanku?”

 

“Tidak tahu, Jung,”

 

Uh, rasa kesal memang kerap kali mengimbangi interaksi mereka berdua. Jungkook seolah berada di sisi berwarna, sementara Melanie berada pada ruang lainnya. Jungkook membagi senyum cerahnya sementara Melanie masih disibukkan dengan dunianya yang penuh dengan kepastian teori.

 

“Lantas mengapaㅡmengapa aku memutuskan untuk selalu berada di sampingmu, Melanie?”

 

Ada sedikit dentam yang terlewat ketika Jungkook selesai bercakap. Melanie yang mempertahankan tatapnya pada satu bait aksara di muka novelnya sejemang menahan napas.

 

Jawaban dari pertanyaan Jungkook itu sangat mudah untuk dikemukakan. Melanie seharusnya dapat memberikannya dengan gamblang, namun ia mengurungkannya lantaran gerak ujung jemari pemuda itu yang terhenti pada salah satu kata di lembaran yang terbuka.

 

 

Gadis itu mengusap wajahnya, memegang kedua sisi wajah dengan canggung tepat ketika Jungkook memutuskan untuk menuruni meja yang sedari tadi ia duduki. Pemuda itu menumpukan siku lengan pada permukaan meja, menatap Melanie dalam jarak sempit.

 

 

ㅡsimply loves you.

 

 

“Bermain tanya dan jawab denganku tidak buruk, bukan?”

 

 

Ah, ya. Melanie harus menambahkan banyak jawaban untuk pertanyaan yang terakhir. Namun, seakan tak lagi memiliki banyak waktu, gadis itu memutuskan pertanyaan Jungkook ㅡyang selalu menggantung di udara kosongㅡdengan sematan senyum di wajahnya.

 

“Tentu, Jung.”

 

 

Fin.