Wish Upon a Sky

 

Title : Wish Upon a Sky
Scriptwriter : dhiloo98
Main cast : Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Genre : Brothership, Friendship
Length : Drabble
Rating : T

Manakala senja di langit datang, itulah tanda persahabatan kita

.
.
.

Tak banyak yang seorang Byun Baekhyun lakukan di hari Minggu tepatnya pukul tujuh pagi. Lelaki itu bersiul singkat. Terkadang berguling di balik selimut hangat.

“Baekki?”

Sepasang mata bulat nan ramah menyapa paginya. Timbulkan rasa senang yang berkepanjangan.

Sahabat : Satu yang tampakan senyum manis kala pagi menyongsong.

“Ya, ada apa, yeolli?”

Chanyeol mengerjapkan matanya. Buat ia terlihat seperti anak kecil dan membuat Baekhyun harus mengacak rambut hitam legamnya. Sertakan senyum manis dalam setiap pergerakan yang ia buat.

“Selamat pagi, Tuan Park. Senang bisa menyapamu,”

.
.
.

Siang ini, matahari masih berada di atas tubuh tinggi Chanyeol. Lelaki itu sibuk berbolak-balik. Ekspresi semrawut dan Baekhyun harusnya tahu apa yang terjadi pada pria itu.

“Makan siang untuk kita, yeolli!” Lelaki bertubuh kecil itu berseru singkat. Tak lupa menampilkan seulas senyum bak malaikat pada sahabatnya.

Sahabat : Satu yang tahu arti dari setiap ekspresi yang dikeluarkan.

Keduanya makan dalam diam. Meski terkadang Baekhyun harus bolak-balik menambahkan air ke dalam gelas Chanyeol. Tanpa perlu berkata, rasanya Baekhyun sudah mengetahui setiap makna yang tersirat dalam setiap lekukan wajah lelaki tinggi itu.

.
.
.

“Langitnya berwarna oranye!” Chanyeol berseru dengan tangan sibuk memainkan setiap helai rambut Baekhyun-sahabatnya.

“Bukan oranye, Chanyeol. Itu jingga.” Baekhyun mengoreksi kata Chanyeol. Buat lelaki itu merasa terinterupsi dan memalingkan wajah dari Baekhyun.

Sahabat : Satu yang membenarkan hal yang salah.

“Kau tahu, yeol?”

Chanyeol berbalik. Menatap Baekhyun penasaran.

“Aku tidak punya sahabat dekat sebelumnya,”

Ya, tentu saja. Mereka menyebutmu Bacon panggang berbicara, Baekhyun.

“Aku tahu. Akupun begitu,” Chanyeol memotong di tengah. Tapi Baekhyun tak keberatan, pria itu menampilkan seulas senyum.

Mereka berdua menghempaskan tubuh ke halaman di lantai dua yang didesain khusus itu. Bernostalgia tentang bagaimana cara mereka bertemu dan memutuskan menjadi sepasang sahabat hingga usia menua.

“Kala itu, kita pernah mengikrarkan janji.”

Chanyeol tersenyum. Ia tahu kemana arah bicara sahabatnya.

“Manakala senja di langit datang, itulah tanda persahabatan kita.”

Suara berat dan suara lembut itu berbaur menjadi satu dan ciptakan sebuah harmoni khas sahabat yang hangat.

Ya. Baekhyun untuk Chanyeol. Dan Chanyeol untuk Baekhyun. Sesingkat itu. Sesingkat senja di langit, juga sesingkat kaitan mereka.

S-A-H-A-B-A-T.

FIN